Kurva
normal adalah satu model distribusi dari sejumlah kemungkinan distribusi. Hal
ini diseb abkan karena penggunaan konsep kurva normal sangat luas dan dijadikan
sebagai alat yang sangat penting dalam pengembangan suatu teori, konsep kurva
normal juga memberikan status khusus dalam pengembangan kaidah-kaidah ilmiah.
Distribusi normal pertama kali diperkenalkan oleh
Abraham DeMoivre (1733) sebagai pendekatan distribusi binomial untuk n
besar. Selanjutnya dikembangkan oleh Pierre Simon de Laplace dan dikenal dengan
Teorema Moivre - Laplace. Laplace menggunakan distribusi normal untuk analisis
galat suatu eksperimen.
Suatu data membentuk distribusi normal jika jumlah data
di atas dan di bawah mean adalah sama. Distribusi normal berupa kurva berbentuk
lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan
negatifnya.
Ciri-ciri
kurva normal :
Bentuk
kurva normal
- Menyerupai lonceng (genta/bel).
- Merupakan suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinat (sumbu tegak) merupakan frekuensi dan absisnya (sumbu alas) memuat nilai variabel.
- Simetris
- Luas daerah merupakan nilai rata-rata (mean).
- Luas daerah sebelah kiri dan kanan mendekati 50%.
- Memiliki satu modus (disebut juga bimodal).
Daerah
kurva normal
- Merupakan ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan absisnya (sumbu alas)
- Luas daerah biasanya dinyatakan dalam persen atau proporsi.
Distribusi normal
dipengaruhi oleh dua parameter, yaitu mean dan standar deviasi. Mean menentukan
lokasi pusat statistik dan standar deviasi menentukan lebar dari kurva normal.
Kurva normal bukan
hanya satu kurva, melainkan mempunyai sejumlah kurva yang tidak terbatas yang
mungkin dapat dibuat, dan semua itu dideskripsikan dengan suatu persamaan
aljabar berikut. Rumus umum kurva normal :

dimana :
π = 3,1416
e = 2,7183
µ = rata-rata
σ = simpangan baku
Secara umum, pemahaman
atas persamaan aljabar ini tidak menjadi kebutuhan atau diperlukan untuk
mengapresiasi dan menggunakan kurva normal. Namun demikian persamaan ini perlu
dijelaskan untuk memahami bagaimana konsep dan aplikasi suatu kurva normal.
Pertama, penggunaan simbol-simbol dalam persamaan ini dimaksudkan untuk menyederhanakan proses perhitungan. Simbol-simbol itu termasuk “2". “p”, dan “e”. Lambang “e” untuk menunjukkan adanya perhitungan dengan bilangan irasional atau untuk menunjukkan batasan yang sangat panjang. Hal ini dimungkinakn untuk menunjukkan “sejumlah keunikan”, dalam kasus “e” ini, yang menunjukkan “kekuatan khusus”
Kedua, adanya
sekumpulan simbol yang menjadi kepedulian termasuk simbol “X”, yaitu
melambangkan variabel responden untuk suatu skor nilai. Tinggi dari suatu kurva
pada satu titik merupakan fungsi dari X (fx).
Ketiga, dua simbol
terakhir dalam persamaan adalah “mu (μ) lambang dari rata-rata ” dan “sigma (σ)
lambang dari stadar deviasi” kedua lambang ini disebut dengan parameter atau
nilai-nilai. Kedua parameter ini memberikan kemungkinan pembuatan kurva normal
menjadi tidak terbatas, yaitu dengan menghubungkan kedua parameter ini. Dalam
hal ini konsep parameter menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan secara
sungguh-sungguh.
Persamaan di atas bila
dihitung dan diplot pada grafik akan terlihat seperti pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. kurva
distribusi normal umum
Sifat-sifat penting
distribusi normal adalah sebagai berikut:
1. Grafiknya selalu
berada di atas sumbu x
2. Bentuknya simetris
pada x = µ
3. Mempunyai satu buah
modus, yaitu pada x = µ
4. Luas grafiknya sama
dengan satu unit persegi, dengan rincian
a. Kira-kira 68% luasnya berada di antara daerah µ – σ dan µ + σ
b. Kira-kira 95% luasnya berada di antara daerah µ – 2σ dan µ + 2σ
c. Kira-kira 99% luasnya berada di antara daerah µ – 3σ dan µ + 3σ
Membuat kurva normal
umum bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Lihat saja rumus untuk mencari
fungsi densitasnya (nilai pada sumbu Y) begitu rumit. Oleh karena itu,
orang tidak banyak menggunakannya.
Orang lebih banyak
menggunakan DISTIBUSI NORMAL BAKU. Kurva distribusi normal baku diperoleh
dari distribusi normal umum dengan cara transformasi nilai x menjadi nilai z,
dengan formula sbb:

Kurva distribusi normal
baku disajikan pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Kurva
distribusi normal baku
Kurva distribusi normal
baku lebih sederhana dibanding kurva normal umum. Pada kurva distribusi
normal baku, nilai µ = 0 dan nilai σ=1, sehingga terlihat lebih
menyenangkan. Namun, sifat-sifatnya persis sama dengan sifat-sifat
distribusi normal umum.
Untuk keperluan
praktis, para ahli statistika telah menyusun Tabel distribusi normal baku dan
tabel tersebut dapat ditemukan hampir di semua buku teks Statistika.
Tabel distribusi normal bakui disebut juga dengan Tabel Z dan dapat digunakan
untuk mencari peluang di bawah kurva normal secara umum, asal saja nilai µ dan
σ diketahui. Sebagai catatan nilai µ dan σ dapat diganti masing-masing dengan
nilai
dan
S.

Kesamaan
Anggota Keluarga Kurva Normal
Anggota keluarga kurva
normal sangat bervariasi mempunyai perbedaan, akan tetapi mempunyai sejumlah
sifat-sifat umum yang sama, sifat-sifat umum ini disebut juga dengan kesamaan
anggota keluarga kurva normal. Kesamaan (sifat-sifat umum ini) mencakup: bentuk
simetri, mendekat ke ujung tetapi tidak pernah bersentuhan dengan sumbu X (asimtot),
dan mempunyai wilayah di bawah kurva.
Dalam hal bentuk, semua
anggota keluarga kurva normal mempunyai kesamaan yaitu berbentuk “lonceng”,
kemudian sumbu X mempunyai kesamaan skala yang tepat. Sebagian besar wilayah di
bawah kurva berada di sekitar titik tengan atau rata-rata. Ujung garis
distribusi mendekat ke sumbu X tetapi tidak pernah menyentuh, dan luas wilayah
di bawah kurvanya sangat kecil
Kesamaan dalam hal
simetris, semua anggota keluarga kurva normal berada pada dua sisi sejajar dan
simetris. Artinya, jika satu kurva normal digambarkan pada permukaan kertas dua
dimensi, maka jika kertas itu dilipat pada garis tengahnya (garis rata-rata)
maka kedua sisi kurva normal itu harus tepat sama. Keadaan simetris ini juga
tergambar dalam struktur tubuh manusia, secara umum dalam posisi sejajar atau
mendekati simetris antara sisi kiri dan kanan. Begitu juga dalam perkembangan
kehidupan manusia baik individual maupun sosial.
Semua keluarga kurva
normal mempunyai ekor mendekati sumbu X, tetapi tidak pernah menyentuhnya.
Implikasinya, dibagian manapun suatu titik yang berada pada kurva (arah positif
atau negatif) tetap saja mempunyai wilayah yang berada di bawah kurva normal.
Oleh karena itu, gambar dari satu kurva normal harus mempunyai panjang garis yang
tidak berhingga. Sehingga untuk mengeahui luas wilayah yang berada di bawah
kurva normal harus dilihat dari suatu rentang yang dibatasi oleh sejumlah
garis, hanya sebagaian kecil dari segmen garis yang digambarkan untuk kurva
normal khusus.
Semua anggota keluarga
kurva normal mempunyai total wilayah di bawah kurva sama dengan satu (1.00) ,
seperti yang terjadi pada model-model kemungkinan atau distribusi frekuensi.
Sifat ini, menjadi tambahan pada sifat simetri, implikasinya bahwa wilayah pada
setiap setengah dari distribusi adalah 0,50 atau setengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar