MODUS
Modus merupakan nilai
yang paling sering muncul dalam suatu pengukuran. Seperti misalnya, “Kebanyakan
pemuda di Indonesia menghisap rokok”. Pernyataan disamping ini menunjukkan
bahwa modus penyebab Kebanyakan pemuda di Indonesia menghisap rokok. Pernyataan
semacam itu biasanya disertai oleh sebuah tabel yang berisi faktor-faktor
penyebab pemuda penghisap rokok dengan frekuensi atau presentase masing-masing
faktor. Modus
tidak harus tunggal, artinya nilainya bisa lebih dari satu. Adapun cara mencari
modus untuk data tunggal tinggal dilihat frekuensinya.
Contoh pada data
kuantitatif
Hasil observasi
terhadap umur pegawai di departemen X adalah : 20, 45,60, 56,45, 45, 20, 19,
57, 45, 51, 35. Untuk mengetahui modus umur dari pegawai tersebut dapat melalui
tabel dibawah ini
Dari tabel diatas,
dapat dilihat bahwa yang paling banyak muncul dari observasi adalah umur 45.
Munculnya sebanyak 5 kali, atau Frekuensinya 5. Jadi dapat dijelaskan bahwa
sebagian besar pegawai di departemen X adalah berumur 45 tahun.
Dalam suatu kelompok
data hasil observasi, mungkin modusnya lebih dari satu. Dari 13 orang diatas
misalnya terdapat 5 orang yang berumur 45 tahun, dan 2 orang yang berumur 20
tahun. Maka, modusnya adalah 45 dan 20 tahun.
Untuk mencari modus
pada data kuantitatif, dapat dilakukan dengan rumus
Dengan : Mo = Modus
L
= Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi
tertinggi (kelas modus)
i
= Interval kelas
b1
= Frekuensi kelas modus dikurangi
frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
MEDIAN
Di dalam statistik,
median dikenal sebagai titik atau nilai yang membagi seperangkat data menjadi
dua bagian sama banyak. Dalam definisi,
median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai
tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil
sampai yang terbesar, atau sebaliknya. Median merupakan suatu nilai
yang membagi distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar atau suatu
nilai yang membagi 50% frekuensi bagian atas dan 50% frekuensi bagian bawah,
sehingga frekuensi yang terdapat di atas sama dengan frekuensi yang trdapat di
bawah.Oleh karena itu median dari sejumlah data tergantung pada frekuensinya
bukan variasi nilainilainya. Median biasanya digunakan sebagai ukuran
gejala pusat pada perangkat data yang distribusi atau penyebarannya sangat
juling ke kiri atau ke kanan (tidak simetrik). Distribusi ini seringkali
memiliki skor-skor ekstrim.
Rumus dari Median
adalah sebagai berikut :
Jika data belum
dikelompokkan :
Rumus Data yang
dikelompokkan
Dengan : Qj = Kuartil
ke-j
j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas
Qj
fk = Frekuensi
kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data
Misal data umur pegawai
di Departemen X, (contoh dalam modus), untuk dapat mencari mediannya harus
disusun terlebih dahulu urutannya. Dari data yang diberikan, setelah disusun
urutannya, dari terkecil hingga terbesar menjadi seperti berikut :
19,
20, 20, 35, 45, 45, 45, 45, 45, 45, 51, 56, 57, 60
Nilai dari tengah dari
kelompok data tersebut adalah urutan ke-7, yaitu 45. Jadi mediannya adalah 45.
Pada contoh kasus ini, mediannya sama dengan modus. Contoh kedua ialah misal
tinggi 10 orang mahasiswa adalah sebagai berikut.
145,
147, 167, 166, 160, 164, 165, 170, 171, 180 cm
Untuk mencari
mediannya, maka data tersebut harus diurutkan terlebih dahulu, misal seperti
berikut
180,
171, 170, 167, 166, 165, 164, 160, 147, 145 cm
Jumlah individu dalam
kelompok tersebut adalah genap, maka nilai tengahnya adalah dua angka yang di
tengah di bagi dua, atau rata-rata dari dua angka yang tengah. Nilai tengah
dari kelompok tersebut adalah nilai ke 5, dan nilai ke 6. Mediannya = (166+165)/2
= 165,5 cm. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa rata-rata median tinggi
badan kelompok mahasiswa itu adalah 165,5 cm.
MEAN
Mean (rata-rata) adalah
merupakan gejala pusat yang sering digunakan. Mean diperoleh dari
menjumlahkan seluruh nilai dan membaginya dengan jumlah individu. Dalam istilah
sehari-hari ia disebut angka rata-rata. Dalam statistika ia kerapkali disebut
Mean Aritmatika dan diberi symbol M. Rata-rata ini juga
merupakan ukuran gejala pusat yang paling dikenal karena karena memiliki
pengertian yang sama dengan konsep rata-rata yang sudah dipelajari sejak dari
SD. Rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam
kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok
tersebut.
Rumus untuk menghitung
Mean adalah sebagai berikut.
dimana Me = Mean
(rata-rata)
Z = Epsilon (baca
jumlah)
Xj = Nilai x ke i
sampai ke n
N = Jumlah individu
Contoh 1:
Sepuluh pegawai di PT Garuda
penghasilan sebulannya dalam satuan ribu rupiah adalah seperti berikut:
90, 120, 160, 60, 180,
190, 90, 180, 70, 160.
Untuk mencari mean atau
rata-rata data tersebut tidak perlu diurutkan nilainya seperti dalam mencari
median, tetapi dapat langsung diju.mlahkan, kemudian dibagi dengan jumlah
individu dalam kelompok tersebut. Berdasarkan data tersebut maka mean dapat
dihitung yaitu:
Me = (90 + 120 + 160 +
60 + 180 + 190 + 90 + 180 + 70 + 160) : 10
Me = 130 ribu rupiah.
Jadi penghasilan
rata-rata pegawai di PT Garuda adalah Rp. 130.000,-.
Seperti telah
dikemukakan bahwa, menjelaskan keadaan kelompok berarti setiap pernyataan
kualitatif maupun kuantitatif yang ditunjukkan pada kelompok itu harus dapat
mewakili individu-individu yang ada dalam kelompok itu. Ini berarti bahwa
setiap pernyataan yang ditunjukkan pada kelompok itu diharapkan tidak terjadi
penyimpangan yang ekstrim dengan setiap individu di dalam kelompok itu.
Misalnya memberikan penjelasan kelompok dengan mean, yang menyatakan rata-rata
penghasilan pegawai di suatu departemen adalah Rp. 130.000,- maka
individu-individu dalam kelompok itu penghasilannya tidak jauh dari Rp.
130.000,-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar