Dalam tugas
kedua ini saya akan membicarakan tentang alat ukur statistika. Instrumen atau
alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Hal
ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya,
tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus
memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Suatu alat ukur atau
instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel (peubah), konsep dan indikator
yang dipergunakan dalam mengungkap data suatu penelitian. Semakin suatu peubah,
konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik
pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan.
VALIDITAS ALAT UKUR
Alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila alat ukur tersebut mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Terdapat dua unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas, yaitu kejituan dan ketelitian. Suatu alat ukur dikatakan jitu apabila alat ukur tersebut dapat dipergunakan secara tepat dan jitu mengenai sasaran. Demikian juga alat ukur dikatakan teliti jika alat ukur tersebut mempunyai kemampuan yang cermat untuk dapat memperlihatkan besar kecilnya gejala atau bagian gejala yang hendak diukur.
Dalam ilmu-ilmu sosial yang sifatnya lebih abstrak, untuk menentukan gejala secara persis memang sulit dilaksanakan. Oleh karena itu validitas dalam ilmu-ilmu sosial lebih sering berupa pengukuran derajad kedekatan atau mendekati kepada kebenaran dan bukan masalah sama sekali benar atau sama sekali salah.
TYPE
VALIDITAS
Pembuatan instrumen atau alat ukur
dapat dilakukan dengan acuan vaiditas konstruk atau validitas kerangka
(construct validity) dan validitas isi (content validity).
Validitas kerangka, menjabarkan peubah
menjadi sub-peubah, indikator, dan indikan atau diskriptor. Untuk menghindari
kesilapan penjabaran atau penuangan ke dalam item, maka instrumen tersebut
dikonsultasikan kepada beberapa ahli yang dipandang memahami peubah yang sedang
diteliti dan juga kepada ahli dalam pembuatan instrumen.
Validitas
Konstruk yaitu sejauh mana instrumen mampu mengungkapkan suatu konstruk teoritik yang hendak diukurnya. Dapat diuji
melalui:
1. Uji perbedaan antar kelompok yang menurut teori
harus berbeda;
2. Uji korelasi
antara berbagai variabel yang menurut teori
mengukur aspek yang sama;
3. Uji korelasi antar item atau antar belahan
tes.
Validitas Isi : Sejauh mana instrumen mencerminkan atribut yang hendak diukur (harus relevan). Diuji melalui proffesional judgment, tidak memerlukan perhitungan statistik (hasilnya sangat subyektif)
PENGUJIAN
VALIDITAS
Instrumen yang telah
memenuhi validitas isi diujicobakan pada sekelompok responden yang memiliki
karakteristik sama dengan sampel penelitian.
Melakukan analisis
butir yaitu menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total (rhitung), kemudian membandingkan dengan
nilai kritis (rtabel ) dengan
kriteria:
·
Butir valid jika r hitung> r tabel
·
Butir tidak valid jika r hitung < r
tabel
RELIABILITAS ALAT UKUR
Alat
ukur dikatakan reliable (andal) jika alat ukur tersebut memiliki sifat konstan,
stabil atau tepat. Jadi, alat ukur dinyatakan reliable apabila diujicobakan
terhadap sekelompok subyek akan tetap sama hasilnya, walaupun dalam waktu yang
berbeda, dan/atau jika dikenakan pada lain subyek yang sama karakteristiknya
hasilnya akan sama juga. Ada beberapa teknik untuk menguji reliabilitas alat
ukur. Menurut Hadi ( 1980) ada tiga teknik yang biasanya digunakan, yaitu (1)
teknik ulangan, (2) teknik belah dua, dan (3) teknik paralel.
Dalam
teknik ulangan alat ukur yang sama diberikan kepada sejumlah subyek yang sama
pada saat yang berbeda, dalam kondisikondisi pengukuran yang relatif sama.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya antara skor-skor pada tes pertama dan
kedua dikorelasikan. Jika koefisiennya tinggi maka reliabilitas alat ukur
tersebut berarti tinggi.
Teknik belah dua adalah, bahwa suatu alat ukur dianggap terdiri dari dua bagian yang sama, masing-masing sebagai sekumpulan item (tes) tersendiri. Cara yang lazim digunakan untuk membelah suatu tes menjadi dua bagian yang sama adalah dengan jalan mengelompokkan item-item yang bernomor genap menjadi satu bagian dan item-item yang bernomor gasal menjadi satu bagian yang lain. Metode ini sering juga disebut dengan metode gasal genap (odd even method). Sedangkan koefisien korelasinya antara skor-skor dihitung dari skor-skor belahan pertama dan belahan kedua.
Adapun
teknik paralel, peneliti menyusun dua set kumpulan item (tes) yang ekuivalen
(sama) yang biasanya disebut dengan istilah “bentuk”, misalnya bentuk I dan
bentuk II. Kedua tes tersebut diberikan kepada sekelompok subyek dalam waktu
dan kondisi yang sama. Hasilnya kemudian dikorelasikan untuk memperoleh
koefisien reliabilitasnya.
Berdasarkan pertimbangan segi keuntungan dari masing-masing teknik di atas, dan disesuaikan dengan gejala-gejala yang akan diukur, maka teknik yang sering digunakan untuk mengetes reliabilitas alat ukur dalam penelitian adalah dengan teknik belah dua, yaitu dengan cara membagi genap dan ganjil. Ada beberapa pertimbangan dan keuntungan digunakannya teknik belah dua, yakni:
- Dapat menghindari practice and memory effect.
- Dapat meniadakan kemungkinan-kemungkinan perubahan gejala yang disebabkan oleh perangsang-perangsang dari item-item alat ukur.
- Kondisi-kondisi pengukuran lainnya, seperti prosedur pengukuran, suasana pengukuran dan sebagainya dapat dikendalikan semaksimal mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar